Apakah pernah muncul sebuah pertanyaan dibenak anda tentang “Apa hubungan antara video mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary dengan politik di negeri ini ?”
Pertanyaan diatas sangat relevan disampaikan ketika sebuah blog yang berthema sentral politik tiba-tiba membuat postingan tentang video mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary yang belakangan ini ramai mendominasi jagad pemberitaan nasional.
menurut sebuah sumber yang diwawancarai oleh detik.com terungkap bahwa video mesum mirip Ariel dan Luna Maya (yang lebih dulu terekspos) sesungguhnya adalah stock lama yang sudah beredar beberapa tahun yang lalu.
Jika benar demikian, muncul sebuah pertanyaan, “Mengapa baru sekarang video mesum mirip Ariel dan Luna Maya terekspos secara besar-besaran di mass media baik cetak maupun elektronik?”
Yang lebih mencurigakan lagi, penggelembungan berita yang seolah secara sistematis dilakukan untuk menggeser issue-issue politik nasional terkait dengan antara lain penahanan Susno ‘Whistle Blower‘ Duaji yang terkesan dipaksakan agar Susno ‘Whistle Blower‘ Duaji tak lagi bisa dengan bebas bicara kepada publik untuk mengungkapkan kebobrokan yang ada di tubuh institusi Polri.
Selain itu, pemberitaan tentang video mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary membuat pemberitaan tentang kelanjutan kasus bail-out Bank Century tak lagi terdengar hilang ditelan bumi.
Yang tak kalah menarik, pemberitaan video mesum lirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary berbarengan dengan adanya keinginan kalangan DPRRI untuk mendapatkan dana aspirasi bagi anggota DPRRI senilai 8,4 trilyun atau 15 miliar peranggota.
Lucunya, keinginan adanya dana aspirasi yang muncul dari Partai GOLKAR tersebut sangat mirip dengan ”pork barrel budget” di Amerika Serikat (AS). Kebijakan ini, di Amerika Serikat menuai kecaman dari berbagai kalangan sehingga Obama sendiri dalam kampanye pemilihan Presiden berulang kali berjanji untuk menghapuskannya.
Istilah “pork barrel budget” itu sendiri saati ini digunakan untuk mengejek praktek budgeting pemerintah pusat (Federal) AS yang dilakukan pada proyek-proyek di distrik anggota Congress (setara DPR) yang terpilih. Namun jauh sebelum itu istilah “pork barrel” telah digunakan di era sebelum Civil War (perang saudara) AS. Saat itu ada praktek memberikan budak kulit hitam se-”barrel” (gentong) “salt pork” (sejenis makanan dari daging babi mirip bacon) sebagai hadiah dan membiarkan mereka memperebutkan hadiah tersebut.
Konstituen di daerah seakan “budak yang dibeli” dan berebut dana anggaran tersebut. Dana “pork barrel” digunakan politisi Congress untuk “membayar balik” konstituennya dalam bentuk bantuan dana untuk proyek-proyek di daerah pemilihannya. Membayar balik dalam pengertian membalas dukungan politik yang didapatkannya sebelum ia terpilih, baik dukungan dalam bentuk suara pemilih ataupun kontribusi dalam kampanye politiknya.
Dari analisa tersebut, nampak bahwa penggelembungan berita tentang video mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary dimotivasi oleh sebuah skenario politik yang menginginkan agar kasus Susno ‘Whistle Blower‘ Duaji dan kasus Century Gate tak lagi muncul di permukaan dan segera dilupakan oleh masyarakat.
Selain itu, proses pengajuan dana aspirasi senilai 8,4 trilyun atau 15 miliar peranggota, tidak akan mendapat sorotan publik yang terlalu tajam mengingat publik tengah asyik berburu dan mempergunjingkan video mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary.
Sejak jaman rezim Orde Barunya Soeharto, pola permainan tabir asap -smoke screen- seperti ini sering kali dilakukan sebagai upaya pengalihan opini terhadap issue-issue sentral yang potensial bisa mengancam kekuasaan Soeharto ketika itu.
Pepatah lama masih saja berlaku, “ Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.”
Rabu, 28 Juli 2010
Analisis "iseng" Dibalik Heboh Video Mesum mirip Ariel, Luna Maya dan Cut Tary Bagikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar